Jumat, 01 Maret 2019

Karena Bunga Bank Tinggi Bikin Pengembang Sulit Bangun Rumah Murah

Pengembang yang terhimpun dalam Realestat Indonesia (REI) memberi dukungan Program Satu Juta Rumah terutamanya dalam penyediaan rumah untuk penduduk berpendapatan rendah (MBR). Akan tetapi, pengembang mengakui tidak dapat berjalan cepat sebab terhalang bunga konstruksi yang tinggi.

Ketua Umum DPP REI Soelaeman Soemawinata menjelaskan, sampai kini pemenuhan rumah murah cuma memihak pada customer. Akan tetapi, keterpihakan pada pengembang masih tetap kurang.

Baca Juga : Harga Kaca

Ia menjelaskan, untuk bangun rumah murah itu pengembang mesti memikul bunga kontruksi 12-13%. Walau sebenarnya, pengembang lainnya yang tidak penuhi rumah MBR dapat mendapatkan bunga single digit.

"Kita kan memakai bank pemerintah, bunga konstruksi 12-13%. Walau sebenarnya pengembang di luar MBR yang bergerakan di swasta serta bank swasta itu single digit, 9%. Itu telah ada," katanya di lokasi Thamrin Jakarta, Kamis (19/4/2018).

Tidak menyebutkan dengan detil, ia menjelaskan, penghasilan dari bangun rumah murah relatif pas-pasan.

"Serta kita bagaimana triknya agar pengembang MBR yang marginnya ngepas memperoleh kontruksinya murah," tutur ia.

Artikel Terkait : Denah Rumah Type 70

Walau sebenarnya, ia menjelaskan, dengan bunga kontruksi rendah akan menguatkan dari bagian keuangan (kontan flow) pengembang. Dengan demikian, ia menjelaskan, pengembang dapat bangun rumah murah lebih cepat.

"Jika bunga di turunkan, produktivitas bertambah cepat, yang harusnya membayar bunga ini diimplementasikan rumah-rumah semakin banyak," tutup ia.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar