Sabtu, 06 April 2019

Inilah Puluhan Siswa Belajar di Bekas Kandang Ayam

Beberapa puluh siswa Diniyah serta PAUD di Kampung Angsa, Desa Ciantaasih, Kecamatan Gekbrong, Cianjur, Jawa Barat, sangat terpaksa belajar di sisa kandang ayam. Karenanya semenjak berdiri sampai waktu ini bangunan sekolah belumlah sempat memperoleh pemberian dari pemerintah.

Keadaan bangunan yang udah tua menimbulkan pihak sekolah sangat terpaksa memulangkan siswanya kala hujan datang. Soal ini dikerjakan mengingat sekolah tak berani ambil resiko kalau siswa yang tengah melakukan proses belajar mengajar tertimpa atap bangunan yang udah ringkih.

Kami membangun sekolah ini sebab tergerak dari tingginya ketertarikan anak umur sekolah di lokasi ini supaya dapat selalu mengenyam pendidikan serta tak putus sekolah sebab perihal ekonomi orangtua yang susah, " kata Dadan Sasmita pendiri DTA Alimanihtada serta PAUD Tunas Asih 1, di Cianjur, Minggu.

Awal mulanya, semenjak 2005 beberapa puluh anak putus sekolah sering belajar di dalam rumah punyanya, tetapi atas hasrat untuk membangun sekolah, pada 2011 seseorang pebisnis di lokasi itu, menghibahkan tanah punyanya yang udah ada kandang ayam di atasnya.

" Meskipun bersifat kandang ayam awalannya, kami menyulap bangunan itu jadi tempat aktivitas belajar mengajar untuk siswa Diniyah serta PAUD. Terbatasnya dana bikin kami sangat terpaksa cuma merehab sedapatnya, dimana ruangan kelas masih tetap berlantai tanah merah berdinding bilik anyam, " tukasnya.

Baca Juga : Arti Pancasila Sebagai Dasar Ideologi Negara

Waktu ini, jumlahnya siswa DTA Alimanihtada, papar ia, sampai 90 orang serta siswa PAUD Tunas Asih 1 sejumlah 67 orang. Sedang area kelas yang dipunyai cuma dua area, hingga kala melakukan proses belajar mengajar siswa harus terpaksa berdesakan dalam area kandang ayam yang disulap jadi ruangan kelas itu.

" Kian menambahnya jumlahnya siswa di sekolah ini, kian sempit ruangan kelas yang kami siapkan. Bahkan juga sepanjang proses belajar mengajar, banyak siswa mesti belajar di lantai serta di luar kelas, " tukasnya.

Bahkan juga, sewaktu musim penghujan datang, seringkali siswa dipulangkan serta sekolah diliburkan sebab bangunan sekolah sisa kandang ayam itu, rawan ambruk serta sejumlah besar atap bangunan bocor.

Dadan sekaligus juga Kepala DTA Alimanihtada itu, mengemukakan, terbatasnya ruangan kelas serta jumlahnya siswa yang selalu makin bertambah, bikin pihaknya membagi jam masuk siswa, ialah untuk PAUD belajar pada waktu 07. 00 WIB sampai waktu 10. 00 WIB, sedang siswa DTA masuk siang hari.

Artikel Terkait : Pengertian Demokrasi Liberal di Indonesia

" Kami mengharapkan, ada pemberian dari pemerintah untuk melakukan perbaikan bangunan DTA serta PAUD ini sebab anak-anak di sini amat perlu pendidikan. Bisa dibuktikan tiap-tiap tahun jumlahnya siswa kami selalu makin bertambah, sesaat ruangan kelas serta bangunan tak layak, " tukasnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar